Hukum Bacaan Tajwid Surat At-Takatsur (ٱلتَّكَاثُرُ) dan Artinya
Mengenai hukum bacaan yang ada pada Surat At-Takatsur (ٱلتَّكَاثُرُ) yang ayatnya itu sendiri ada 8 ayat, tentu sebagai orang yang awam dan tidak mengetahui hukum bacaan pada setiap ayat dan hurufnya terbaca apa atau sifatnya huruf itu sendiri, merasa bingung, bodoh dan tidak tahu harus menentukan bacaan tersebut terbaca pendek atau panjang ? jelas atau lemah dalam membacanya.
Banyak sekali berbagai
macam hukum bacaan yang patut dipelajari ketika ingin mengetahui pada setiap
hukum bacaan yang ada pada suatu surat, seperti contoh mengetahui hukum bacaan
yang ada pada Surat At-Takatsur (ٱلتَّكَاثُرُ).
Oleh karenanya, Sudahkah
kalian tahu, mengenai ketentuan hukum bacaan tajwid ? dasar – dasar ilmu tajwid
? sifat – sifat huruf ? atau bahkan huruf hija’iyahnya itu sendiri yang mungkin
belum tahu berapa jumlahnya dan bagaimana bunyinya ! silahkan bisa di pelajari
terlebih dahulu pada blognya Griyawaras.
Seperti halnya pada Surat
At-Takatsur (ٱلتَّكَاثُرُ) yang akan kami bahas, adakah hukum bacaan
tajwid didalamnya ? adakah ayat yang dihukumi bacaan nun sukun dan tanwin ? atau
adakah ayat yang menunjukkan indikasi dan terpenuhi syarat dihukuminya bacaanmim sukun ? atau bahkan dihukumi mad dan hukum – hukum tajwid lainya.
Asbabun Nuzul Surat At-Takatsur
(ٱلتَّكَاثُرُ)
Asbabun nuzul dalam Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al Munir, bahwa Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu
Buraidah. Dia mengatakan, “Ayat ini turun berkenaan dengan dua kabilah dari
kalangan kaum Anshar. Yakni Bani Haritsah dan Bani Harits. Mereka saling
berbangga dan memperbanyak harta.
Satu
kabilah mengatakan, “Adakah di antara kalian orang seperti fulan bin fulan bin
fulan?” Kabilah satunya juga membalas seperti itu. Mereka saling berbangga
dengan menyebut orang-orang yang masih hidup.
Kemudian
mereka berkata, “Mari ikutlah kami ke kuburan.” Lantas salah satu dari dua
kabilah itu mengatakan, “Adakah di antara kalian orang seperti fulan bin fulan
bin fulan?” Mereka berkata saling menunjuk-nunjuk kuburan tersebut. Kabilah
satunya juga membalas seperti itu. Lalu Allah menurunkan Surat At Takatsur.
Riwayat ini juga menjadi hujjah bagi yang berpendapat surat ini
Madaniyah. Namun karena riwayat ini dinilai lemah, pendapat itu banyak ditolak.
Manfaat dan keutamaan Surat
At-Takatsur (ٱلتَّكَاثُرُ)
Akan terpenuhinya hajat
seseorang, ketika membaca 1000x Surat At-Takatsur (ٱلتَّكَاثُرُ).
Dapat melihat Rasulullah
SAW ketika membaca 100x selepas sholat isya.
Mendapatkan pahala yang
besar ketika membacanya pada waktu hujan.
Ketika membaca selepas ashar,
maka hal itu dapat sebagai obat untuk menghilangkan rasa sakit kepala.
Menjadi penawar yang
mujarab ketika dibacakan pada air hujan.
Berikut ini Surat At-Takatsur
(ٱلتَّكَاثُرُ) dan Artinya
أَلۡهَىٰكُمُ
ٱلتَّكَاثُرُ
حَتَّىٰ
زُرۡتُمُ ٱلۡمَقَابِرَ
كَلَّا
سَوۡفَ تَعۡلَمُونَ
ثُمَّ
كَلَّا سَوۡفَ تَعۡلَمُونَ
كَلَّا
لَوۡ تَعۡلَمُونَ عِلۡمَ ٱلۡیَقِینِ
لَتَرَوُنَّ
ٱلۡجَحِیمَ
ثُمَّ
لَتَرَوُنَّهَا عَیۡنَ ٱلۡیَقِینِ
ثُمَّ
لَتُسۡـَٔلُنَّ یَوۡمَىِٕذٍ عَنِ ٱلنَّعِیمِ
Artinya :
-* Bermegah-megahan telah
melalaikan kalian,
-* sampai kamu masuk ke
dalam kubur.
-* Sekali-kali tidak!
Kelak kalian akan mengetahui (akibat perbuatan kalian itu).
-* Kemudian sekali-kali
tidak! Kelak kalian akan mengetahui.
-* Sekali-kali tidak!
Sekiranya kalian mengetahui dengan pasti,
-* niscaya kalian
benar-benar akan melihat neraka Jahim,
-* Kemudian kalian
benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri,
-* Kemudian kamu
benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia
itu).
Hukum Bacaan Tajwid pada Surat
At-Takatsur (ٱلتَّكَاثُرُ)
Hukum sendiri merupakan suatu kumpulan peraturan yang terdiri atas norma dan sanksi sanksi ketika melanggarnya. Mengenai hal ini yakni hukum bacaan yang ada pada Surat At-Takatsur (ٱلتَّكَاثُرُ), Hukum bacaan itu tidak hanya sekedar sebuah nama, atau cuma sekedar penghias dan pelengkap.
Namun hukum bacaan merupakan ketentuan yang
harus diterapkan ketika ingin membaca mushaf, hal itu untuk memperbagus bacaan,
memperindah bacaan, menyelaraskan bacaan dan tidak menyalahi dari pada arti dan
maksud dari pada ayat yang terkandung didalam surat tersebut. seperti halnya
pada Surat At-Takatsur (ٱلتَّكَاثُرُ), berikut dibawah ini bahasan mengenai
hukum bacaannya.
Hukum Nun Sukun dan Tanwin pada Surat At-Takatsur
(ٱلتَّكَاثُرُ)
Adakah hukum bacaan nun sukun dantanwin pada Surat
At-Takatsur (ٱلتَّكَاثُرُ) ini ? terdapat syarat dan ketentuan ketika suatu
bacaan dihukumi hukum bacaan tertentu, yang pada konteks ini adalah hukum
bacaan nun sukun dan tanwin.
Hukum nun sukun dan tanwin ini sendiri
terdiri dari 5 bagian, kelima hukum ini tentunya mempunyai kriterianya
masing-masing untuk dihukumi hukum bacaan tersebut. berikut ini uraian 5
pembagian nun sukun dan tanwin, lebih jelasnya bisa di baca pada babnya nunsukun dan tanwin.
Hukum Bacaan Tawjid |
Lafadz |
Sebab |
Idgham bighunnah |
- |
- |
Idgham bilaghunnah |
- |
- |
Iqlab |
- |
- |
Idzhar |
یَوۡمَىِٕذٍ عَنِ ٱلنَّعِیمِ |
Adanya kasroh tanwin bertemu dengan huruf ‘Ain
dalam satu kalimat |
Ikhfa |
- |
- |
Apakah benar pada Surat At-Takatsur
(ٱلتَّكَاثُرُ) hanya terdapat satu hukum bacaan nun dan tanwin yang berupa idzhar
? bisa dipelajari lebih rinci dan detail pada bab pemahamanya hukum nun sukun
dan tanwin yang sudah dijelaskan pada artikel sebelumnya dari mulai pengertian
dan juga pembagian hurufnya dan juga bisa terjadinya dan terbacanya hukum tersebut.
Jadi pada Surat At-Takatsur
(ٱلتَّكَاثُرُ) terdapat 1 hukum bacaan yang menjadi bagianya hukum bacaan nun sukun
tanwin, yang berupa hukum bacaan idzhar dikarenakan tidak adanya indikasi yang
menjadi penyebab terjadinya bagian dari hukum bacaan nun sukun dan tanwin.
Hukum Mim Sukun pada Surat At-Takatsur
(ٱلتَّكَاثُرُ)
Hukum bacaan mim sukun itu ada 3
bagian, ada ikhfa’ syafawi, idzhar syafawi, dan idgham mistli mengenai apa itu
pengertian dari ketiga bagain tersebut, bisa dibaca pada babnya mim sukun dan pembagiannya.
Hukum Bacaan Tawjid |
Lafadz |
Sebab |
Ikhfa’ Syafawi |
- |
- |
Idgham Mistli |
- |
- |
Idzhar Syafawi |
- |
- |
Sebab terjadinya hukum mim sukun adalah
ketika adanya mim yang tersukun bertemu dengan salah satu huruf hij’iyah, yang
kemudian digolongkan pada tiap bagianya hukum mim sukun, yang terdiri dari ikhfa’syafawi, idzhar syafawi, dan idgham mistli.
Jadi, pada Surat At-Takatsur
(ٱلتَّكَاثُرُ) ini tidak terdapat dan tidak ditemukan hukum bacaan idzhar syafawi,idgham
mistli dan ikhfa syafawi. Karena tidak adanya mim sukun atau mim mati asli yang
bertemu salah satu huruf hija’iyah.
Hukum Mad pada Surat At-Takatsur
(ٱلتَّكَاثُرُ)
Mad secara bahasa atau lughowi adalah memanjangkan,
mad itu ada mad thobi’I dan mad far’I atau disebut juga mad cabang, jumlahnya
ada banyak sekali mad cabang dan bermacam – macam, sebab kenapa dibaca mad
cabang dan dihukumi mad cabang ? kalo mad thobi’I sudah jelas dengan bertemunya
salah satu huruf tiga (3) beserta harakat yang di tentukan, huruf mad itu apa
saja ? syarat dihukumi mad itu apa ?. Lebih jelasnya bisa dibaca pada babnya macam – macam mad.
Hukum Bacaan Tawjid |
Lafadz |
Sebab |
Mad thobi’i |
ٱلتَّكَاثُرُ |
Bertemunya fathah dengan alif (pada huruf Kaf’) |
|
أَلۡهَىٰكُمُ |
Bertemunya fathah dengan alif (pada huruf Ha’) |
|
حَتَّىٰ
زُرۡتُمُ ٱلۡمَقَابِرَ |
Bertemunya fathah dengan alif (pada huruf Ta’) |
|
كَلَّا سَوۡفَ |
Bertemunya fathah dengan alif (pada huruf Lam) |
|
ثُمَّ كَلَّا سَوۡفَ |
Bertemunya fathah dengan alif (pada huruf Lam) |
|
كَلَّا لَوۡ تَعۡلَمُونَ |
Bertemunya fathah dengan alif (pada huruf Lam) |
|
ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا |
Bertemunya fathah dengan alif (pada huruf Ha’) |
|
تَعۡلَمُونَ عِلۡمَ ٱلۡیَقِینِ |
Sebab bertemunya dhommah pada huruf mim dengan
wawu sukun |
Mad wajib muttasil |
- |
- |
Mad jaiz munfassil |
- |
- |
Mad lazim |
- |
- |
Mad ‘Arid |
تَعۡلَمُونَ |
Sebab mad asli bertemu dengan sukun karena waqof |
|
عِلۡمَ ٱلۡیَقِینِ |
Sebab mad asli bertemu dengan sukun karena waqof |
|
لَتَرَوُنَّ
ٱلۡجَحِیمَ |
Sebab mad asli bertemu dengan sukun karena waqof |
|
عَیۡنَ ٱلۡیَقِینِ |
Sebab mad asli bertemu dengan sukun karena waqof |
|
عَنِ ٱلنَّعِیمِ |
Sebab mad asli bertemu dengan sukun karena waqof |
Mad lazim khilmi mutsaqol |
- |
- |
Mad lazim khilmi mukhoffaf |
- |
- |
Mad lazim harfi mutsaqol |
- |
- |
Mad lazim harfi mukhoffaf |
- |
- |
Mad farqi |
- |
- |
Mad ‘Iwad |
- |
- |
Mad lin |
- |
- |
Mad shilah |
- |
- |
Jadi pada Surat At-Takatsur
(ٱلتَّكَاثُرُ) ditemukan hukum bacaan salah satu bagian dari mad yakni mad asli itu
sendiri yakni ada 9 bacaan dan juga mad ‘Arid yang menjadi bagian dari mad
cabang atau mad far’I yang ditemukan ada 5 bacaan. dengan ketentuan sesuai
dengan bagianya hukum itu sendiri.
Mengenai bagaimana bisa hal itu di katakan
dan hukumi mad dengan mad tersebut, silahkan bisa dipelajari pada bagian babnya
pembagian hukum mad asli dan mad far’I yang sudah dirincikan pada artikel sebelumnya.
Hukum Bacaan Qalqalah pada Surat At-Takatsur
(ٱلتَّكَاثُرُ)
Qalqalah secara lughowi atau bahasa
artinya goncangan, pengertian lain qalqalah yaitu huruf yang apabila diucapkan
terjadi goncangan pada makhrojnya sehingga terdengar pantulan suara yang kuat,
hurufnya qalqalah apa saja ? dan ketentuanya qalqalah itu bagaimana ?. Lebih
jelasnya silahkan buka pada babnya Qalqalah agar mengerti huruf qalqalah itu
ada berapa ? huruf qalqalah apa saja ? dan qalqalah itu terbagi menjadi berapa
?.
Hukum Bacaan Tawjid |
Lafadz |
Sebab |
Qalqalah sughro |
- |
- |
Qalqalah kubro |
- |
- |
Jadi pada Surat At-Takatsur
(ٱلتَّكَاثُرُ) ini ditemukan dan tidak terdapat hukum bacaan qalqalah pada salah satu
ayat bacaanya, yang belum bisa ditunjukan pada tabel diatas, dengan alasan
sesuai dengan syarat dan ketentuan dari padanya hukum qalqalah. Yakni termasuk
kedalam qalqalah sughro ataupun qalqalah kubro.
Hukum Bacaan Ghunnah pada Surat At-Takatsur
(ٱلتَّكَاثُرُ)
Ghunnah adalah suara dengung yang enak
dalam hidung, yang tersusun dalam huruf mim (م)
dan nun (ن). Atau dalam keterangan lain ghunnah
adalah ketika ada nun (ن) atau mim (م) yang bertasydid.
Hukum Bacaan Tawjid |
Lafadz |
Sebab |
Ghunnah |
ثُمَّ |
Ada Mim yang bertasydid dengan huruf sebelumnya
dibaca hidup yakni dhommah |
|
لَتَرَوُنَّ |
Ada nun yang bertasydid dengan huruf sebelumnya
dibaca hidup yakni dhommah |
|
لَتُسۡـَٔلُنَّ |
Ada nun yang bertasydid dengan huruf sebelumnya
dibaca hidup yakni dhommah |
|
عَنِ ٱلنَّعِیمِ |
Ada nun yang bertasydid dengan harakat sebelumnya
kasroh |
Pada Surat At-Takatsur (ٱلتَّكَاثُرُ) ini ditemukan adanya hukum
bacaan ghunnah sebanyak 7 bacaan dengan masing masing mempunyai alasan yang
hampir mirip, karena sebab terjadinya ghunnah setiap ada mim atau nun yang
bertasydid dengan huruf sebeumnya terbaca hidup.
Jadi pada Surat At-Takatsur (ٱلتَّكَاثُرُ) ditemukan adanya
hukum bacaan mad, hukum bacaan nun sukun dan tanwin, tidak ditemukan sifatul huruf (qalqalah)
yang di rincikan pada tabel diatas, yang disertai dengan sebabnya kenapa
dihukumi ikhfa’, idzhar, dan tidak di hukumi qalqalah, dihukumi ghunnah, mad ‘Arid dll. Nah, untuk hukum mim
sukun, pada Surat
At-Takatsur (ٱلتَّكَاثُرُ) ini tidak ada.
Itulah artikel mengenai Hukum Bacaan
Tajwid Surat
At-Takatsur (ٱلتَّكَاثُرُ) dan Artinya
semoga bermanfaat, salam dari kami griya waras, see u next time.
GW Berbagi
Belajar : Akhlak
Belajar : Fiqih
Belajar : Tajwid
bermanfaat .....
BalasHapusthank you for sharing
salam aidilfitri 1444H
BalasHapusSemoga kita terhindar dari sifat bermegah megahan macam pejabat yang muncul di tv tv itu
BalasHapusThanks sudah berbagi gan 🙏
BalasHapusSangat bermanafaat.
BalasHapusSalam 18 Syawal 1444H
👍👍
BalasHapusBagus sharing ni
BalasHapusbelum ada yang baru ya?
BalasHapusSehat selalu
Sehat selalu gan 🙏
BalasHapus